Ujung genteng merupakan salah satu daerah yang memiliki panorama wisata yang sangat mempesona, terutama deretan pantainya, walaupun masih berada di jawa barat namun rasanya perjalanan dari Bandung menuju ujung genteng sangatlah melelahkan, selain karena jarak yang kurang lebih 200km, akses menuju ujung genteng yang melewati pegunungan di tambah jalan aspal yang banyak lubang di beberapa titiknya menjadikan perjalanan sangat melelahkan, tapi percayalah sesampainya di ujung genteng rasa lelah tersebut terbayarkan !!Oke kami bertiga berangkat sekitar pukul dari bandung menggunakan sepeda motor, untungnya anak saya gak terlalu rewel walaupun di bawa perjalanan jauh, sabar yah bocil semoga kedepannya bisa pake mobil biar bisa selonjoran disukabumi sekitar kami beristirahat sejenak di sebuah minimarket, cuaca saat itu sedang bagus2nya, cerah merona, membuat perjalanan kami lebih bermakna, yah walaupun kita tahu sedang musim hujan, semoga saja cuaca berpihak kepada kami. Beristirahat sejenakDi minimarket kami numpang ke wc sekalian beli cemilan embel-embel ke wc gratis hehehe, sebenernya si bocil yang beli cemilan, saya sendiri beli bakso tusuk yang nangkring di depan minimarket tersebut, cukup 5k lumayan untuk mengganjal di lanjutkan kembali, mulai masuk ke daerah jampang, perjalanan tidak semulus perjalanan bandung-sukabumi, daerah jampang tepatnya di beberapa titik jampang tengah dan kulon masih banyak jalanan yang berlubang semoga pihak terkait memperbaiki jalanan tersebut karena menjadi salah satu akses menuju selatan sukabumi, oh yah sebelum memasuki daerah jampang sebaiknya isi dulu bensin sampai penuh, karena setahu saya SPBU terakhir sebelum masuk daerah jampang yaitu di cikembar jampang tengah, sehabis itu tidak ada pom bensin besar hingga jampang kulon, kan gak lucu di tengah hutan kita kehabisan bensin hutan, rumah penduduk, hutan lagi, begitukah kira2 perjalanan melewati jampang, untung cuaca waktu itu sedang cerah jadi tidak terlalu horor saat melewati pukul kami tiba di surade, tinggal setengah jam lagi menuju ujung genteng, awalnya pengen istirahat sejenak sebari makan siang karena pantat sudah mulai panas, namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami putuskan untuk istirahat di dekat ujung genteng aja menuju Ujung GentengSebelum memasuki ujung genteng kami melewati perkebunan kelapa yang memanjakan mata, cuacapun sangat mendukung, nah pas kami tiba di pintu masuk ujung genteng, tidak ada petugas yang menyetop kami, yaudah sayapun langsung tancap gas pelan-pelan saja naluri gratisan, seperti layaknya warlok wkkwkwkw, memang terlihat waktu itu wisawatan cenderung sepi padahal weekeend, mungkin karena lokasi ujung genteng sendiri jauh dari jakarta dan bandung, membutuhkan effort yang lebih untuk bisa lelah terbayarkan ketika sudah memasuki area pantai, oh yah, sebelum menuju penginapan, kami-pun istirahat sejenak di sebuah warung bakso, memang paling pas siang-siang panas gini makan bakso, harga baksonya 15k/ di penginapan pukul kami langsung di sambut oleh si empunya penginapan, namanya teteh ade orangnya helpfull dan ramah, oh yah nama penginapnnya villa sunset ujung genteng, kami pilih kamar paling murah, seharga 200rb harga weekend, selling pointnya, langsung menghadap pantai cibuaya dan berada di pusat keramaian pantai. sedikit review nih mengenai kamarnya kami pilih kamar camar seperti rumah panggung, terdapat balkon tempat nongkrong di luar, kipas angin, kamar mandi dalam, tv namun tidak nyala, air mineral gratis, free wifi lumayan kenceng untuk ukuran pantai, oh yah habis itu lantainya menggunakan bilik bambu, saya pikir terlihat norak, namun ternyata saya malah menyukainya ketimbang lantai keramik, karena biasanya kalau di pantai, kaki atau badan kita pasti akan menempel pasir2 yang akan terbawa hingga penginapan dan cenderung tertinggal di dalam kamar, nah beda dengan lantai bilik ini, layaknya keset, tidak meninggalkan jejak alias gampang untuk di bersihkan, jadi gak lengket2 deh selama di kamar. pengalaman yang menyenangkan pokoknya..Baru sampai bangetVilla sunset ujung gentengJam kami-pun jalan-jalan di sekitar pantai cibuaya, airnya sedang surut hingga garis pantainya menyentuh koral, jadi kurang cocok untuk bocil bermain air, namun pemandangannya sangat indah !! Setelah bermain-main sebentar, akhirnya kami pindah spot, ke bagian timur pantai ujung genteng, rencananya akan sedikit nostalgia ke tempat yang dulu pernah kamikunjungi waktu bocil masih dalam perut depan penginapan, Pantai cibuayaPantai cibuaya Ujung GentengKondisi sekarang tentu berbeda dengan kondisi beberapa tahun sebelumnya, banyak faktornya apalagi menyangkut dengan alam, masih di tempat yang sama namun kali ini dengan kehadiran si bocil, benar-benar nikmat yang sangat indah Allah Ujung Genteng sebelah timurAirnya sedang surutoh yah, karena airnya sedang surut akhirnya kami mencoba jalan2 ke tengah pantai meklihat isi karang-karang, banyak ikan-ikan dan hewan laut lainnya, namun banyak juga bulu babi. hati2 yah !! heheheMencari Bulu babiBulu babiSetelah puas bermain air, kami kembali ke penginapan dan dilanjutkan dengan mandi, sekitar kami pun mencoba menghabiskan waktu jalan-jalan menggunakan sepeda motor sebari mengecek lokasi dan akses jalan menuju pantai pangumbahan ternyata udah bagus, gak kayak dulu, Namun kami sangat beruntung, di waktu yang tepat sedang di adakan pelepasan anak penyu/tukik !! Awalnya sih pas sampai di depan pantai pangumbahan, petugas menyuruh kami untuk buru2 parkir, disitu saya bingung, diam sejenak dan mencerna apa yang di maksud petugas akhirnya sayapun mengerti maksudnya. oke !! kamipun langsung parkir motor lalu buru-buru masuk ke pantai pangumbahan. Tiket masuk pantai pangumbahan 10kOh yah, ini sebenernya keberuntungan yang berasal dari ketidaksengajaan, karena kami berniat hanya untuk nge cek akses jalan saja ke pantai pangumbahan, soalnya jalan ini salah satu tempat "nostalgia", boro2 kepikiran pelepasan tukik, malah kami kira pelepasan tukik esok pagi masuk ke pantai pangumbahan, ternyata sudah ada puluhan bahkan ratusan orang yang berjajar rapih menunggu petugas datang membawa ember yang berisikan tukik, kami yang berjalan masuk ke pantai berbarengan sok-sok'an SKSD dengan petugasnya, kamipun disuruh bergegas mengikuti petugas ngejar petugas kwkwkwkwIni pengalaman pertama kami melihat langsung bayi2 tukik di lepas liarkan ke alam, kegiatan ini hampir ada tiap hari di pantai pangumbahan, juga merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib untuk di kunjungi ketika sedang berada di ujung genteng, oh yah, dari ratusan ekor tukir yang di lepas liarkan disini, tidak semuanya mereka bisa bertahan hidup, hanya 1 % nya saja, karena ketika sudah memasuki laut, bayi2 tukik tersebut menjadi buruan predator liar di alam, maka dari itu penting sekali adanya penangkaran penyu, agar ekosistem laut dapat tetap sudahlah nikmati saja senja di pantai pangumbahan bersama bayi2 tukik yang sangat lucu ini..Pantai pangumbahanPenangkaran penyu pangumbahanTiba kembali penginapan sekitar pukul kami istirahat sejenak dan siap2 makan malam,Malam hari kami habiskan dengan bersantai di depan teras, menikmati suara ombak, dan menikmati pula wisatawan yang baru hari jam pagi kami terbangun dan langsung cari sarapan, untungnya tepat di depan penginapan ada tukang bubur, langsung kami cusss memesan bubur hargnanya 10k sudah kumplit, cukup ramai pembeli karena memang sedikit penjual makanan di pantai ujung genteng ini..Oh yah, setelah sarapan kami bergegas menuju bukit teletabies, lokasinya tidak jauh2 amat dari lokasi kami menginap, sekitar 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor, tidak ada tiket masuk sejauh mata memandang, jadi bukit teletabies ini merupakan hamparan perbukitan yang di tumbuhi rumput hijau dan padang ilalang, jangan heran juga kalau di bukit ini banyak sekali sapi, karena memang cocok dijadikan tempat mengembala sapi karena rerumputan hijau yang melimpah. salah satu spot foto yang wajib di kunjungi saat berada di ujung genteng, layaknya new zealand from west teletabies Ujung GentengSetelah puas menikmati pemandangan di bukit teletabies kamipun kembali ke penginapan, rencananya sebelum bertolak kembali ke bandung kami mampir sejenak ke pantai pasir putih, lokasinya tidak jauh dari pantai pangumbahan, akses jalannya sendiri masih bisa di lalui oleh kendaraan roda 4. Dari penginapan menuju pantai pasir putih hanya membutuhkan waktu 15menit di parkiran kita belum bisa melihat pantai, karena memang harus treking melewati hutan sekitar 150 meteran, dari parkiran sendiri suasana cukup teduh karena memang banyak pepohonan walaupun panas matahari sedang terik-teriknya, tersedia beberapa warung disini jadi jangan khawatir kekurangan logistik yah, oh yah, ada 2 jalur menuju pantai pasir putih ujung genteng ini, yang pertama jalur utama terpendek, namun jalur tersebut sedang tertutup oleh bekas air pasang semalam, sebenernya masih bisa di lewati, hanya sebatas betis orang dewasa, namun kami memilih jalur kering yang agak muter dikit dari parkiran, hanya sekitar 5 menit saja berjalan kami sampai di pantai yang begitu luas dengan pasir pasir putih ujung gentengDisini kalian bebas beraktifitas, oh yah, tidak ada tiket masuk, hanya di kenakan biaya parkir saja, kalau gak salah sih kemaren kena 3k-5k permotor. Menurut kami Pantai pasir putih merupakan salah 1 pantai pasir putih ter debest di jawa barat, tapi perlu di ingat, pantainya gak bisa di pake berenang, hanya bisa bermain ombak di pinggiran saja yah karena ombaknya sangat besar. Ujung genteng begitu istimewa bagi kami, selain keramahan penduduk lokalnya, panorama alamnya selalu membuat terpesona, jika saja akses menuju kesana lebih di prioritaskan, bukan tidak mungkin ujung genteng bisa mengikuti jejak pangandaran yang sudah dulu menjadi modern. Ahhh.. ujung genteng tunggu aku kembali lagi, lagi , lagi dan lagii.....Ongkosdari Sawarna ke Pelabuhan Ratu sekitar 25 ribu, plus bus dari Pelabuhan Ratu ke Bogor adalah 25-35 rebu, kemudian bus dari Bogor ke Jakarta sekitar 12 rebu. Bila carter, per orang cuma keluar biaya 100 rebuan, plus bebas macet di Sukabumi karena sopir kami tau rute alternatif untuk menghindari macet. Posted on July 16, 2013 . [DISCLAIMER KISAH INI TERJADI BEBERAPA TAHUN SILAM] BRAK!!! Saya membuka mata sejenak, namun kesadaran saya yang masih belum kembali dan ditambah suara yang berdenging begitu kencang di telinga memaksa saya untuk menutupnya lagi, sampai akhirnya saya mendengar suara teman-teman yang berteriak mengumpat kesakitan –juga sebagian berdzikir–, dan mencium bau asap yang mulai merasuk ke hidung. Saya berharap bahwa ini cuma mimpi, namun rasa nyeri yang menjalar di seluruh tubuh membuat saya tersadar. Saya memaksakan membuka mata, dan mendapati mobil APV yang kami gunakan menabrak sebuah pohon di sisi kanan jalan, yang membuat kap mobil tersebut terbelah dan menyangkut ke pohon tersebut. Asap mengepul tanpa henti dari kap mobil yang terluka. Adi, teman kami yang mendapat giliran menjadi supir mendapati kepalanya tersandar di kemudi. Ainul, yang duduk di sampingnya terus memegang kepalanya yang menerpa kaca depan mobil, dan darah bercucuran dari batoknya. Mario yang duduk di belakangnya, mengerang setelah kakinya terjepit di bawah jok dan bengkak hebat karena menghantam dongkrak yang tersimpan di situ. Di sampingnya, ada Wulan yang hidungnya terus mengucurkan darah, dan Handa yang langsung sesak napas karena kaget setelah guncangan hebat tersebut. Di barisan belakang, terdapat Ika, Petty, dan saya, yang memar-memar karena benturan tersebut. Sejurus kemudian, saya dan Adi –yang paling sadar di antara semuanya– membantu mengevakuasi teman-teman dari mobil nahas itu, dan meminggirkannya di warung yang telah tutup di pagi buta tersebut. Tak berapa lama, mobil kami telah menjadi tontonan orang yang lewat di daerah tersebut, dan kemudian polisi pun datang. — Malam Sebelumnya — Sekitar pukul sepuluh, mobil APV telah membawa kami menembus kemacetan Jakarta untuk bertolak menuju Sukabumi sebelum melanjutkan perjalanan ke Ujung Genteng. Kami berniat untuk menyusul rombongan rekan sejawat yang telah berangkat sore harinya, namun karena ada kuliah malam, maka kami memutuskan untuk menyusul di malam harinya setelah kuliah. Saya mengendarai mobil tersebut dari Jakarta, dan menyerahkan kuncinya ke Adi, ketika mobil telah berhasil tiba di Sukabumi –setelah tersesat di tepian hutan dan jurang, dan kembali ke rute yang benar setelah bertanya ke pos polisi setempat yang masih buka– beberapa jam kemudian. Saat itu, saya tak tahu kejutan apa yang telah menanti di Ujung Genteng. Adzan subuh mulai bergema di telinga, ketika kami memasuki Pantai Ujung Genteng. Di ujung jalan yang berangsur-angsur tertimpa cahaya matahari, kami menemukan lokasi penginapan yang dicari yaitu Mama Losmen, yang entah apakah ada hubungannya dengan Mama Lauren dan Mama Lemon. Penginapan Mama Losmen, Ujung Genteng. Pagi harinya, kami telah berkumpul bersama rombongan besar yang telah tiba terlebih dahulu malam hari kemarin. Rencananya kami akan mengunjungi dua curug Air Terjun yang terkenal di Ujung Genteng. Yang satu bernama Curug Cikaso, dan satunya bernama Curug Cigangsa. Selepas sarapan, berangkatlah kami menggunakan bus berukuran sedang yang sudah dicarter dari Jakarta oleh rombongan besar. Saat itu, kami tak tahu kejutan apa yang telah menanti di Ujung Genteng. Curug Cikaso Kurang lebih satu jam perjalanan, sampailah kami di pintu gerbang kemerdekaan masuk objek wisata Curug Cikaso, yang di pinggir kanan kirinya terdapat kios yang menjual cinderamata khas sana, termasuk kaus yang bertuliskan “CURUG CIKASO”. Setelah melihat sejenak, dan berkomentar “AH MAHAL.” Saya berkumpul bersama rombongan kecil dan melanjutkan perjalanan ke curug dengan menggunakan perahu kecil. Rombongan kecil dengan perahu kecil Ya, perahu kecil. Perjalanan menuju lokasi air terjun harus ditempuh dengan perahu kecil selama beberapa kecil. Hal yang menyenangkan, berperahu sambil berimajinasi sedang berada di Amazon tanpa perlu merisaukan akan adanya anaconda, maupun bagaimana cara shipping barang ke Indonesia. Setelah perahu menepi, ternyata kami masih harus berjalan lagi sejenak, mendaki gundukan-gundukan kecil, dan melintasi sungai berbatu yang dangkal namun licin. Dan setelah perjalanan yang cukup menantang, tibalah kami di Curug Cikaso yang terkenal itu. Curug Cikaso Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Luhur, namun dikenal dengan nama Cikaso, karena mengalir dari salah satu anak sungai Cikaso. Curug ini sendiri merupakan gabungan dari tiga buah curug, yaitu Curug Asepan, Curug Meong, dan Curug Aki dengan tinggi sekitar 80 meter dan lebar total 100 meter. Saking derasnya air dan kencangnya angin saat itu, baju yang saya gunakan pun basah oleh Cikaso. Sayang, sedang tak ada wet shirt contest di situ, padahal kans untuk menang cukup terbuka sempit. Almost Full Team at Curug Cikaso Karena baju yang basah dan cadangan baju yang saya bawa kurang, maka saya memutuskan untuk membeli kaus suvenir bertuliskan “CURUG CIKASO” di kios tadi. Saat itulah ucapan “AH MAHAL.” direvisi menjadi “AH GAK PAPA MAHAL SEKALI-KALI MUMPUNG DI SINI, KAPAN LAGI BROH.” Saat itu, saya masih belum tahu kejutan apa lagi yang telah disiapkan oleh Ujung Genteng. Curug Cigangsa Perjalanan ke curug ini ditempuh selama kurang lebih satu jam dari Curug Cikaso dengan menggunakan bus berukuran sedang yang berjalan dengan kecepatan sedang-sedang saja yang penting dia setia. Dari hentian bus, yang diparkir pada rumah penduduk, kami masih harus berjalan kaki untuk menuju curug ini. Untungnya, saat itu langit cerah, dan pemandangan sepanjang perjalanan pun cukup menarik, yaitu melintasi sungai yang berwarna kecokelatan dan melewati sawah-sawah yang hijau yang berpadu cantik dengan langit biru dan awan putih yang beriring. Melintasi sungai cokelat Melewati sawah hijau Setelah beberapa kali terpeleset batu kali, dan terperosok lumpur sawah, kami semakin mendekati ujung jalan setapak tersebut. Di ujung jalan yang semakin menurun, kami menemukan sungai yang mengalir ke batuan hitam di bawahnya. Dan itulah yang disebut Curug Cigangsa. Menariknya, Curug ini bertipe versatile, yaitu bisa dinikmati dari atas melihat batuan hitam yang menjadi landasan air terjun dan dari bawah menikmati air yang terjun bebas dari sungai berwarna cokelat tersebut. Jika Curug Cikaso berwarna hijau karena lumut, maka Curug Cigangsa berwarna cokelat karena lumpur. Curug Cigangsa Salah satu hal yang agak mengesalkan di sini adalah, ketika sampai bawah, balik lagi ke atasnya malas dan capai, bro! Oleh karena itu, kami memanfaatkan dengan sungguh-sungguh kesempatan untuk mengambil beberapa gambar di lokasi ini. Klik! Model Video Klip Dewi SancaAinul – Ariel – Petty – Ika – Adi – Handa – Wulan – Mario Setelah perjuangan panjang, kami pun berhasil kembali ke dalam bus dengan selamat sentosa. Saat itu, kami masih tak menduga bahwa masih ada kejutan selanjutnya dari Ujung Genteng. Pantai Ujung Genteng Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, kami pun menjadikan bus sebagai tempat beristirahat sebelum tiba di penginapan. Ada yang tertidur pulas, ada yang asyik mengobrol, ada yang karaoke di dalam bus, dan ada yang bermesraan. 17++ Not suitable for kids. Jalan yang bergelombang menandakan bahwa kami telah dekat dengan Mama Losmen, dan akhirnya perjalanan mengunjungi dua curug di Ujung Genteng pun usai. Setelah beristirahat sejenak di penginapan, kami memutuskan untuk bersantai di pantai yang terletak tepat di seberang penginapan. Pantai Ujung Genteng sendiri merupakan pantai dengan garis pantai yang panjang membentang, dengan pasir putih, namun tidak semulus paha Cherrybelle karena terdapat banyak batuan di pasirnya. Jiyeee galau! 3 Saking capeknya akan aktivitas hari itu, kami menolak untuk menyaksikan pelepasan tukik bayi penyu yang terletak jauh dari situ –harus ditempuh dengan menggunakan ojek dengan biaya Rp. dan memilih untuk menikmati sunset di pinggir pantai. Kami merasa bahwa sepertinya kejutan dari Ujung Genteng telah usai. — Malam Harinya — “Kamu yakin, mau balik malam ini juga?” Tanya Mas Ali, sang ketua rombongan. “Iya Mas.” Jawab saya seraya membereskan barang bawaan dalam tas punggung. “Gak capek? Besok pagi aja pulangnya habis subuh. Kan tadi habis jalan-jalan seharian.” Tambahnya. “Ya lumayan sih, tapi barusan udah ngopi kok biar gak ngantuk.” Saya menjelaskan. “Lagian, besok pacar Adi ke Jakarta. Jadinya dia pengin buru-buru pulang buat pacaran. Maklumlah, insan LDR.” “Benar gak papa?” “Iya, gak papa.” Saya menjawabnya, yakin. “LDR itu gak papa kok, namanya juga cinta.” *** Saya menepikan APV yang saya bawa di pinggir jalan yang entah di mana dirimu berada, aktivitas yang saya lakukan hari itu benar-benar menguras stamina saya. Dan hanya berselang satu jam sejak saya mengemudikan dari Pantai Ujung Genteng, saya sudah merasa capai dan mengantuk. Saya pun menyerahkan tugas mulia tersebut ke Adi, membangunkannya untuk berganti tugas. Saya dan Mario yang sebelumnya berada di depan, bertukar dengan Adi dan Ainul. “Kamu gak ngantuk kan, Di?” “Enggak Mas, tenang saja.” Adi menjawabnya yakin. “Oke Di, alon-alon wae yo. Ati-ati.” Saya berpindah ke bangku belakang paling pojok, karena posisi menentukan prestasi. “Nul, ditemanin tuh, si Adi.” Setelah mobil melaju dalam gelapnya jalanan yang mulai menurun, saya pun terlelap dengan nyenyaknya. Sama seperti semua orang di mobil tersebut, termasuk Adi. Hingga … BRAK!!! Saya memaksakan membuka mata, dan mendapati mobil APV yang kami gunakan menabrak sebuah pohon di sisi kanan jalan, yang membuat kap mobil tersebut terbelah dan menyangkut ke pohon tersebut. Asap mengepul tanpa henti dari kap mobil yang terluka. Tak berapa lama, mobil kami telah menjadi tontonan orang yang lewat di daerah tersebut, dan kemudian polisi pun datang. Kami dilarikan ke Rumah Sakit Sukabumi, dan langsung masuk ke bagian UGD. Sementara mobil yang menyangkut di pohon, digelandang ke kantor polisi setempat. Saat itu pukul dua pagi, dan dokter yang bertugas jaga cuma sedikit. Sementara yang lain mendapat penanganan serius, saya menemani Adi membuat laporan ke pihak polisi. “Mengantuk” adalah keterangan yang dia berikan. Bukan karena LDR. Esoknya, setelah kesadaran kami pulih dan kesehatan berangsur membaik, kami memutuskan untuk pulang kembali ke Jakarta dengan menggunakan mobil carteran. Niat ingin hemat karena berwisata ramai-ramai, namun kami malah tekor karena harus membayar ongkos ekstra untuk pengobatan, biaya derek ke Jakarta, juga biaya ganti rugi atas kerusakan mobil yang kami sewa. Sampai Jakarta, kami langsung menuju RS Fatmawati untuk pengobatan lanjutan, dan juga ke Panti Pijat sungguhan Haji Naim untuk memijat tubuh kami yang lebam juga beberapa tulang yang bergeser. Jika kebanyakan orang menghabiskan tiga ratus ribu untuk ke Ujung Genteng, kami termasuk yang beruntung karena bisa membuang lebih dari satu juta rupiah. Sungguh Tuhan telah memberikan kejutan yang sangat besar dalam perjalanan ke Ujung Genteng ini. Traveling, is not about emotion at all, because you still have to follow your logic.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Lifestyle » Mau Berkunjung Ke Ujung Genteng? Ada Tempat Menarik Lho! Dibaca Normal 7 Menit Mau Berkunjung Ke Ujung Genteng? Ada Tempat Menarik Lho! Jadi guys hari ini Finansialku mau ngajak kita semua untuk jalan-jalan ke Ujung Genteng nih, siap buat jalan-jalannya? Jangan sampai ketinggalan ya… Siap? Meluncur! Objek Wisata Pantai Ujung GentengRencanakan Ke Ujung Genteng Yuk!Ke Ujung Genteng, Kunjungi Tempat-tempat Ini!Curug CikasoCurug CigangsaPantai MinajayaPantai Ombak 7Pantai Ujung GentengMenikmati Hari Libur di Pantai Ujung Genteng Objek Wisata Pantai Ujung Genteng Jadi guys, ada gak yang sama pemikirannya dengan mimin? Nama tempat untuk wisata yang satu ini unik ya? Ujung Genteng!? Ujung Genteng, Sukabumi terkenal akan wisatanya yang menarik serta pemandangan alamnya yang dapat menghipnotis pengunjung. [Baca Juga 4 Tipe Travelling Liburan Sendiri, Beli Paket Wisata dan Lainnya, Kamu yang Mana?] Tidak hanya wisatawan lokal, wisatawan luar negeri juga akan berpikir yang sama bahwa objek wisata Ujung Genteng itu luar biasa menakjubkan untuk dinikmati. Jika berkunjung ke wisata di wilayah Sukabumi ini akan jatuh hati pada keindahan alami alamnya. Dijamin! Gak percaya? Coba Berangkat sekarang! Rencanakan Ke Ujung Genteng Yuk! Buat buat kita semua nih, yuk mulai rencanakan liburan mendatang ke Ujung Genteng. Perlu direncanakan, jangan mendadak, takutnya gagal. Yang direncanakan termasuk dananya juga ya guys. Kalau mendadak, uang yang kita pakai buat liburan ke Ujung Genteng itu, pasti bukan dana yang seharusnya. Jangan sampai liburan memakai dana lain ya. Nah kalau mau liburan kita tidak menjadi bencana, lebih baik kita rencanakan jauh-jauh hari termasuk rencanakan dana liburan ini dengan baik. Solusinya Finansialku, Aplikasi Finansialku bisa kita pakai untuk mulai membuat rencana dana liburan ke Ujung Genteng ini. Sudah punya aplikasinya? Buat yang belum, buruan download sekarang. Tersedia di Google Play Store maupun Apple Store ya… Pengen yang praktis? Klik aja link ini untuk mulai mengunduh aplikasinya ya… Ke Ujung Genteng, Kunjungi Tempat-tempat Ini! Banyak sekali objek wisata yang berada di Ujung Genteng ini, mulai dari Curug, hingga pantainya. Tidak hanya tempat wisatanya saja yang menjadi buruan para pengunjung. Ketika mengunjungi suatu tempat wisata, pastilah tempat penginapan terdekat juga akan dicari. Ehm… Finansialku tidak akan berlama-lama lagi, pasti sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana gambaran Ujung Genteng yang menakjubkan itu. Simak ya, sayang untuk dilewatkan. Ini dia tempat-temapatnya Curug Cikaso Curug Cikaso Curug ini semakin banyak pengunjungnya, selain pemandangannya yang indah, dari lokasi inilah kita dapat melihat tiga Curug lain. Ketiga Curug yang dapat kita lihat dari lokasi Curug Cikaso ialah Curug Asepan, Curug, Aki, dan Curug Meong. Yang di mana masing-masing Curug memiliki ketinggian yang sama, yaitu dengan ketinggian 80 meter. Lebar tebing dari ketiga Curug itu kurang lebih mencapai 100 meter. [Baca Juga Asyiknya Menginap di 5 Hotel Kapsul di Bandung yang Tak Terlupakan] Bahkan di bawah Curug tersebut ada kolam renang yang dapat digunakan untuk berendam. Jika ingin datang ke Curug Cikaso disarankan untuk datang lebih pagi, sebab akan dapat merasakan udara sejuk dan dingin. Kamu perlu tahu, visual Curug ini sangat indah. Kita seperti melihat selendang yang menggantung jatuh dari surga, air yang jatuh terlihat seperti selendang yang putih, bersih, lembut. Bila melihat visualnya saja kita sudah takjub, sampai habis memori untuk berfoto di Curug ini pun kita tidak akan berhenti mengaguminya. Jadi pengen langsung berangkat ya… Curug Cigangsa Curug Cingangsa Curug Cigangsa ini tidak jauh dari lokasi Curug sebelumnya, Curug Cikaso. Pemandangan di Curug yang satu ini tidak kalah indahnya dengan Curug lain. Ciri khas dari Curug Cigangsa ini memiliki tiga tingkatan, yang di mana menurut warga hal itu terjadi akibat longsor. Selain air terjun yang dapat kita nikmati pemandangannya, pengunjung dapat melihat masigit atau disebut dengan batu masjid. Untuk menuju Curug Cigangsa ini cukup sulit, wisatawan harus melewati lereng yang sangat curam dan licin. Namun kesulitan itu terbayar-kan dengan pemandangan yang indah. Ssttt… namun kamu perlu hati-hati bila ke tempat ini, pasalnya kata orang-orang sekitar, bila kamu ke tempat ini, kamu akan tidak mau pulang. Kenapa ya? Karena kamu akan terbuai dengan pesonanya yang sangat memukau. Saking memukaunya kamu akan betah di Curug ini, yakin deh, kamu pasti bakal bilang, GAK MAU PULANG! Pantai Minajaya Pantai Minajaya termasuk pantai yang masih bersih dan warna lautnya yang biru langit. Saat air surut, wisatawan akan dapat melihat kegiatan masyarakat sekitar yang sedang mencari rumput laut. Tidak hanya itu saja, wisatawan juga akan dapat melihat prosesnya bapak-bapak yang sedang mencari lobster. [Baca Juga Gaji Rp5 Juta Sebulan, Mau Liburan Keliling Eropa? Ini Caranya] Bagi yang ingin bermalam di wilayah ini dan melanjutkan perjalanan wisata di esok hari dapat menyewa penginapan di sana. Banyak Villa Ujung Genteng yang menyewakan tempat untuk bermalam di sekitar wisata. Untuk harganya pun juga cukup murah, mulai dari harga ratusan ribu hingga lebih dari itu. Kalau mau menikmati lobster yang segar di tempat ini, tentunya perlu mengeluarkan dana lebih ya…. Pantai Ombak 7 Pantai Ombak Tujuh Hobi berselancar? Tempat ini sangat cocok untuk kamu. Pantai Ombak 7 ini sangat cocok untuk kamu yang menyukai kegiatan olahraga air ini. Di pantai ini kamu dapat berselancar dengan baik dan lancar, sebab ombaknya yang besar. Namun untuk menuju ke Pantai Ombak 7, pengunjung harus menyewa atau menggunakan jasa ojek untuk mengantar ke tujuan. Sebab tidak langsung turun ke pantai dan jalanannya yang cukup terjal. Ke tempat ini, kamu akan benar-benar memanjakan mata dengan pemandangan birunya air. Pantai Ujung Genteng Pantai Ujung Genteng Menuju Pantai Ujung Genteng ini cukup mudah, bahkan tidak akan melewati jalan yang terjal atau membahayakan. Bukan hanya pemandangan pantai Ujung Genteng itu sendiri yang menakjubkan. Sepanjang jalan menuju pantai ini begitu indah. Di pantai ini kita bisa merasakan sensasi menangkap lobster loh, dengan ikut membantu para nelayan. Menikmati Hari Libur di Pantai Ujung Genteng Itulah beberapa wisata yang berada di sekitar wilayah Ujung Genteng. Tidak hanya tempat wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Namun kamu juga dapat menyewa penginapan yang ada di sana, sembari menikmati indahnya pemandangan. Hari-hari penat selama kerja akan hilang, luntur, rontok begitu kita berada di tempat wisata ini. Karena pesona alamnya yang menjanjikan itu. Jadi, mau menikmati hari libur bersama doi, maupun keluarga pasti akan merasa sangat bahagia di Ujung Genteng. Yakin kamu tidak penasaran dengan tempat wisata yang sudah kita review di atas? Kalau penasaran ayo, segera penuhi rasa penasaran itu dengan liburan di sana! Ajak keluarga atau keluarga tercinta. Buat kamu yang sudah pernah mengunjungi salah satu tempat wisata di atas, boleh donk share pengalaman kamu di kolom komentar. Jangan lupa juga untuk berbagi artikel ini untuk teman-teman kita ya… Terima kasih! Sumber Referensi Sisil Angelin. 10 September 2018. 10 TEMPAT WISATA UJUNG GENTENG YANG TERSEMBUNYI DAN INDAH. – Zain Nurjaman. 11 Juni 2020. 10 Foto Pantai Ujung Genteng Ini Bisa buat Kamu Pengin Berlibur Lho!. – Sumber Gambar 01 – 02 – 03 – 04 – 05 – 06 – Ike Nofalia, adalah seorang ibu rumah tangga yang saat ini bekerja sebagai penulis freelance. Memiliki background S1 Teknik Informatika, di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Sejak tahun 2013 sampai saat ini bekerja sebagai content writer, dan mempunyai pengalaman sebagai admin web, marketing web online, admin sosmed, dan sedang menggeluti bisnis online. Related Posts Page load link Go to Top